[PART 1] 2.Dampak publikasi dan privasi Informatika
Teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini makin banyak digunakan memiliki dampak sosial bagi masyarakat. Kalian mempelajari dampak sosial informatika agar memiliki perilaku etis ketika berinteraksi dengan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi menciptakan dunia baru yang disebut dunia maya dimana kalian adalah warganya. Sebagai warga dunia maya yang modern dan canggih, kalian juga memiliki tanggung jawab. Kalian harus memiliki perilaku yang etis, yang didasari oleh kemampuan mengkaji informasi yang ada di media sosial. Kalian juga harus menghindari perilaku yang tidak terpuji dan harus menghormati privacy dan hak orang lain.
Mengkaji Kritis Informasi Media Sosial
Salah satu hal yang paling banyak dilakukan pengguna di media sosial ialah
berbagi dan meneruskan informasi yang berharga dan menghibur bagi orang lain.
Sebelum membagikan informasi melalui media sosial, kita harus mencermatinya
agar tidak meneruskan informasi yang tidak benar.
Pada aktivitas ini, kalian akan belajar untuk melakukan analisis terhadap
suatu informasi/berita tertentu dan menentukan apakah berita tersebut benar
atau bohong. Setelah mengetahui karakteristik
informasi tersebut, diharapkan kalian dapat
menentukan sikap yang akan dilakukan.
Berita bohong atau fake news atau yang
sering juga disebut hoaks (hoax) adalah
informasi yang secara fakta tidak benar.
Informasi ini dapat men jadi informasi yang
menyesatkan (misleading information) bagi
pemba canya. Berita bohong/hoax bukan
berupa opini atau pendapat.
Sebelum membagi atau mem-posting
suatu berita, sebaiknya, kita perlu memahami
lebih dalam apakah informasi ini valid atau palsu. Cara untuk mengetahui
berita bohong atau informasi palsu seperti berikut.
1. Mengembangkan Pemikiran Kritis
Salah satu alasan utama penyebaran berita palsu ialah menciptakan “kejutan”
yang menyebabkan seseorang menjadi emosional, senang, marah, ketakutan,
dan hal lain. Oleh karena itu, saat membaca suatu berita, kita harus menjaga
diri dan tidak terpancing secara emosional. Baca dan pelajari yang dilihat
dan didengar secara rasional dan kritis. Pikirkan: “Mengapa cerita ini ditulis?
Apakah untuk meyakinkan tentang sudut pandang tertentu? Apakah akan
berujung ke pengiriman uang? Apakah saya menjadi terpengaruh dan terpicu
untuk melakukan sesuatu? “
2. Memeriksa Sumber Informasi
Jika menemukan cerita dari sumber yang belum pernah didengar sebelumnya,
kita harus melakukan pencarian dan penggalian informasi! Periksa alamat
web halaman yang dibaca. Cermati apakah ada kesalahan ejaan nama
perusahaan di alamat web tersebut, atau ekstensi dari web. Domain resmi
lembaga di Indonesia biasanya berakhiran dengan go.id, sch.id, ac.id, co.id,
dll. Lembaga komersial diakhiri dengan .com. Penggunaan CMS gratis
perlu dicurigai sebagai penyebar informasi palsu. Penyebar informasi palsu
terkadang membuat halaman web, surat kabar, atau gambar palsu yang terlihat
resmi, tetapi sebenarnya palsu. Misalnya, jika kalian membaca posting-an
mencurigakan yang berasal dari WHO, kalian harus memeriksa situs WHO
Melakukan Check and Recheck dari Liputan Lain
Apakah ada media lain yang memberitakan informasi tersebut? Apa yang
dikatakan sumber lain tentang itu? Pengecekan berita dapat dimulai dengan
melihat liputan di media utama (mainstream) karena media profesional
mainstream memiliki pedoman editorial yang ketat dan jaringan luas dengan
wartawan yang sangat terlatih. Akan tetapi, ada juga kemungkinan bahwa
media utama melakukan kesalahan atau memihak (tidak berimbang). Maka,
baik jika mencari pembanding sumber yang lain juga.
4. Cek Validitas Gambar
Saat ini, perangkat lunak pengeditan gambar dan foto sudah sangat canggih
dan memudahkan penggunanya untuk membuat gambar palsu yang
kelihatan seperti asli. Penelitian menunjukkan bahwa ternyata setengah dari
kita terkecoh dengan gambar palsu. Namun, ada beberapa hal yang dapat
digunakan sebagai petunjuk palsu, seperti bayangan aneh, tepi tidak mulus,
dll. Namun, dapat juga terjadi, bahwa suatu gambar itu valid dan akurat, tetapi
digunakan dalam konteks yang salah. Misalnya, foto sampah yang menutupi
pantai bisa jadi berasal dari pantai yang berbeda atau dari gambar 10 tahun
yang lalu, bukan peristiwa yang terjadi baru-baru ini. Untuk mendeteksi
validitas gambar, dapat digunakan tools seperti Google Image Search untuk
memeriksa dari mana gambar berasal dan apakah itu telah diubah.
Perundungan di dunia nyata dan di dunia maya dapat berlangsung secara
bersamaan, tetapi di dunia maya, perundungan selalu meninggalkan jejak
digital. Jejak digital ini dapat digunakan sebagai bukti dalam laporan ke
pihak yang berwajib.
Cyberbullying kerap menyebabkan korban mengalami tekanan yang lebih
parah dari perundungan di dunia nyata karena sifat cyberbullying yang tidak
mengenal batas waktu dan geografis. Perbedaan perundungan di dunia nyata
SUMBER DARI : https://static.perangkat-ajar.belajar.id/Buku%20Murid%20Informatika%20-%20Informatika%20SMP%20Kelas%20VIII%20Bab%208%20-%20Fase%20D.pdf
Comments
Post a Comment